Kalurahan SABDODADI

MANDING SERUT-NGENTAK sudah tidak asing bagi warga sekitar dengan sebuah nama Widya Wahana Bhakti, merupakan sebuah organisasi kepemudaan di wilayah Manding Serut-Ngentak yang menjadi ajang silaturahmi antar pemuda untuk dapat saling mengenal antar masyarakat sekitarnya. Organisasi ini menyimpan cerita tersendiri dalam mengabdikan kepada masyarakat, banyak orang tidak mengetahui pahit getir dalam melayani banyak masyarakat dengan berbagai macam sifat karakter dan tanpa imbalan sama sekali.

            Saat SID Sabdodadi menyambangi para pemuda bersamaan ketika dilakasanakan rapat rutin bulanan di serambi masjid Baiturahman Jum’at malam yang cukup dingin (11/01/2019) hadir seorang pemuda yang berperawakan tinggi dan gagah berkulit sawo matang berbicara di hadapan para pemuda-pemudi.

            Fanni Prakosa namanya, merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang juga ketua Pemuda-pemudi Widya Wahana Bhakti, yang sudah hampir satu tahun lebih menjabat dana telah berhasil melaksanakan terobosan program kerja pada masyarakat, berbagai kegiatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan soliditas dan solidaritas antar masyarakat sekitar, bahkan berhasil melaksanakan kegiatan hingga lingkup Kabupaten Bantul.

                        “Kami ini abdi masyarakat yang tanpa banyak mengharap imbalan, kehadiran kami berharap dampak positif untu masyarakat, perkumpulan kami ini juga kami harap sebagai tempat silaturahmi antar pemuda di lingkungan sekitar, mengingat saat ini tantangan zaman yang semakin keras, teknologi semakin canggih sehingga ruang gerak berbicara verbal atau bertatap muka menjadi minim, lebih terpuruknya ketika antar tetangga tidak saling mengenal atau saling tau, itu kan aneh juga lucu ya mas”, ungkap Fani Prakosa ketika diwawancari SID Sabdodadi.

            Organisasi karang taruna “Widya Wahana Bhakti” ini memang sangat terkenal,berbagai kegiatan yang berpihak pada masyarakat berhasil dilaksanakan, yang belum lama kemarin melaksanakan “Festival Akhir Tahun dan Keakraban Warga”, selain melaksanakan berbagai event, para pemuda ini turut bergerak di bidang kemasayarakatan seperti undang-undang genduren, sinoman, laden, dan berbagai kegiatan kampung.

            Walau dalam pergerakanya belum memiliki fasilitas penunjang seperti komputer, kantor sekretariat, dan kelengkapan lainya untuk memaksimalkan program kerja, organisasi ini dalam menunjang berbagai kegiatan masih bergantung pada kepemilikan pribadi anggota, sehingga diharapkan berbagai pihak dapat turut membantu berperan terhadap organisasi ini.

(Setyadi Pradana Atmaja)