Potensi Desa
Administrator 20 Februari 2018 11:50:36 WIB
Potensi Wisata
Desa Wisata Manding
Dari sekian banyak lokasi wisata yang ada di Kabupaten Bantul, salah satu yang paling populer adalah desa wisata. Selain berwisata, keuntungan lain mengunjungi desa wisata adalah menambah wawasan serta pengalaman. Jadi tidak ada salahnya bukan sesekali mengeksplor desa-desa wisata yang ada di Bantul.
Wisatawan yang datang ke Desa Manding ini biasanya mereka berburu aksesoris berbahan kulit seperti tas, dompet, pigura, gantungan kunci, sabuk, sampai jaket kulit. Di sepanjang jalan, akan banyak ditemukan rumah-rumah penduduk yang sekaligus berfungsi sebagai showroom hasil kerajinan. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau dan bisa ditawar lebih murah lagi.
Desa Wisata Manding sangat mudah diakses karena lokasinya yang berada di jalan utama Jogja-Parangtritis km 11, tepatnya berada di Jl. DR Wahidin Sudiro Husodo, Manding, Sabdodadi, Bantul, sekitar 15 km dari pusat kota Jogja ke arah selatan menuju Pantai Parangtritis.
Sendang Patirtan Kamulyan
Objek wisata Patirtan Kamulyan adalah sebuah sumber mata air. Tempat ini secara administratif terletak di Dusun Bangeran, kelurahan Sabdodadi, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Tempat ini berada di sudut utara Dusun Bangeran. Daerah ini bisa di akses melalui Jalan Parangtritis Km 10 atau melalui arah Tembi. Daerah ini cukup jauh dari jalan utama, berjarak sekitar 2 km.
Daya tarik dari objek wisata ini adalah sejarahnya. Sebenarnya, tidak diketahui bagaimana sendang ini diketemukan. Menurut Samijan Partosiswoyo (78) komplek sendang Patirtan Kamulyan telah diurus oleh kakek dan neneknya sejak dulu. Mbah Samijan adalah juru kunci, sekaligus pemilik pekarangan kompleks sendang Patirtan Kamulyan. Menurut beliau, sendang ini pernah digunakan Gusti Ayu Brawijaya, yang merupakan istri dari Prabu Brawijaya). Konon, Gusti Ayu Brawijaya kala itu terkena penyakit yang tak kunjung sembuh meskipun telah dibawa ke berbagai tabib. Pada suatu waktu, Gusti Ayu Brawijaya bermimpi bahwa ia harus mandi pada sebuah mata air yang munculnya di sisi barat dan timur sungai sekaligus. Akhirnya, ia bersama pengawal abdi nya (Kyai Lodarasari dan Nyai Lodarasari) pergi mencari sumber mata air tersebut. Sampailah mereka pada sumber mata air di Bangeran ini. Setelah sembuh dari penyakitnya, Gusti Ayu Brawijaya kembali ke Majapahit. Apa yang dilakukan Gusti Ayu Brawijaya akhirnya diteruskan oleh Panembahan Senopati hingga Sultan Hamengkubuwono I
Kesenian dan Budaya
Desa Sabdodadi masih melestarikan warisan budaya nenek moyang dengan masih menjalankan kegiatan berupa kesenian gamelan, jathilan, sholawatan, mocopat
BANTUL BERSAMA
LAPOR BANTUL
INFO BUDAYA
Pengumuman
TAUTAN
Yogyakarta
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- WARGA SABDODADI MIYARAKEN PENGETAN HADENGING KALURAHAN SABDODADI KAPING 101 TAHUN
- PENTINGNYA TIM PARALEGAL DITINGKAT PEMERINTAH KALURAHAN DALAM PENDAMPINGAN KASUS HUKUM
- REALISASI APBKAL TAHUN 2023 DAN APBKAL TAHUN 2024 KALURAHAN SABDODADI
- PENYALURAN BLT DD KALURAHAN SABDODADI PERIODE BULAN JUNI TAHUN 2023I
- PERTEMUAN KDK PAGUYUBAN DIFABEL MANDIRI KALURAHAN SABDODADI
- GERTAK PSN PADUKUHAN KEYONGAN
- MUSYAWARAH PENETAPAN PERATURAN KALURAHAN DIFABEL
Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License